Senin, 14 Oktober 2013

Hidup ini nyata

Tak perlu kau sampai terlalu jatuh
Karna masalah kehidupan ini
Tak perlu kau sampai terlalu menyesal
Karna masalah kehidupan ini
Tak perlu kau sampai terlalu menangis
Karna masalah kehidupan ini
Tak perlu kau sampai terlalu menyendiri
Karna masalah kehidupan ini
Tak perlu kau sampai terlalu lari
Karna masalah kehidupan ini
Dan jangan kau sampai bunuh diri
Karna masalah kehidupan ini

Karna hidup ini nyata!                                                   

Jatuh, menyesal, menangis, menyendiri, lari, lalu bunuh diri.  jika dilakukan karna sebuah masalah kehiudupan ini maka akan menimbulkan masalah baru lagi. Masalah adalah Hidup, dan Hidup adalah Nyata, dan nyata itu bisa di apa apakan saja termasuk dapat diselesaikan, jadi Masalah bisa diselesaikan Karna masalah itu  nyata. 

Rabu, 09 Oktober 2013

BELAJAR BUKAN HANYA DI LEMBAGA PENDIDIKAN


Bayak yang mengira tempat belajar hanya ditempat lembaga lembaga pendidikan seperti sekolah, tempat tempat les, kampus, dan lembaga pendidikan lainnya. Dan menyatakan menjalani kehidupan sehari hari ketika tidak dalam proses belajar di lembaga pendidikan adalah masa menikmati kesenangan dunia, seperti bermain, bekerja, bercengkrama di kedai, nongkrong nongkrong di tempat yang bebas bersama teman teman atau kegiatan lainnya. Tapi sebenarnya proses menjalani kehidupan dunia yang bersifat kesenangan dunia itupun adalah proses belajar, yakni belajar memahami sebuah kehiduopan, belajar memahami sebuah kehidupan ini maksudnya adalah sesesorang mengartikan kehidupan yang dijalaninya bersama orang lain kedalam dirinya sendiri sehingga dia bisa menemukan peran dirinya sendiri agar bisa menyatu lebih erat dengan kehidupaa bersama orang orang sekitarnya. Sehingga bisa menemukan jati diri kita sebenarnya seperti apa. Sebagaimana kita ketahui juga salah satu pepatah minang kabau yang sangat dikenal adalah “ALAM TAKAMBANG JADI GURU”. Pemaknaan Alam Takambang Jadi Guru ini bukan hanya bermakna dalam hal alam yang seperti tumbuhan, binatang dan dunia yang terbentang ini. Tetapi juga termasuk bagaimana dan seperti apa kehidupan yang kita jalani. Seperti yang tertuliskan diatas salah satunya bermain, bermain bukanlah hal yang hanya bersifat negative bagi kehidupan seseorang tetapi juga bersifata positif bagi kehidupan. Sebagai mana tuhan telah menyatakan setiap yang diciptakannya ada manfaatnya. Dan setiap yang diciptakann itupun ada kelebihannya dan ada kekurangannya sama dengan ada positifnya ada negatifnya. Mungkin banyak orang yang mengira bermain itu hanyalah hal yang menghasilkan hal negatif. Tapi sebenarnya bisa dikatakan negative bermain itu apabila bermain itu dilkakukan secara berlebihan. Makan saja yang sangat besar manfaatnya untuk kehidupan kita yang kita ketahui selama ini apabila kita lakukan secara berlebihan juga akan banyak menimbulkan hal yang negative pada diri kita. Oleh karena itu kehidupan seperti bermain, nongkrong, bekerja dan lainnya jika anda berpikir psotive dulu tentang semua hal tersebut maka akan banyak hal hal positif yang kan timbul dalam pemikiran anda tentang semua kegiatan yang tertuliskan diatas tersebut. Dan hal positif itulah yang disebut hasil pembelajaran yang anda dapatkan dalam sebuah kehidupan. Dan pembelajarannya adalah proses dari kegiatan kegiatan yang tertulikan diatas tersebut. Jadi dapat disimpulkan kehidupan sehari hari yang kita jalani diluar dari kegiatan belajar dilembaga pendidikan itupun juga merupakan proses pembelajaran. Maka PROSES KEHIDUPAN YANG KITA JALANI HARI INI ADALAH PROSES PEMBELAJARAN UNTUK MENJALANI KEHIDUPAN DIHARI HARI KEDEPANNYA.

Selasa, 08 Oktober 2013

Sebuah Nama Sebuah Cerita

        Berdasarkan judul diatas akan banyak yang mengira kalau saya memakai judul dari album terakhir band peterpan sebagai nama peterpan. tapi memang benar, saya merasa judul album terakhir peterpan tersebut sesuai dengan cerita yang akan saya sampaikan saat ini. saya memakai judul tersebut karna saya akan menceritakan sebuah kisah dari nama saya sendiri yang membuat orang heran dan bertanya-tanya. dari pada banyak banyak bermukadimah mari kita mulai saja ceritanya.
        Sekarang saya sudah menjadi mahasiswa salah satu perhuruan tinggi negri yaitu di Universitas Negri Padang. sebelum saya sampai kejenjang perguruan tinggi ini, saya sudah sangat sering sepanjang karir pendidikan saya mendapatkan tekanan mental dari nama saya ini. Nama saya Ulfa dan saya seorang lelaki, sungguh tidak terbayang rasanya seorang lelaki bernama Ulfa. Nama yang khalayak banyak dipakai oleh perempuan, buktinya dari sekolah TK, SD, SMP,SMA, dan Kuliah. selalu ada orang yang selokal dengan saya yang namanya Ulfa tapi sayang tidak ada cowok seorang pun cewek semua. di sekolah yang pernah saya jalani, tempat duduk perempuan dan laki-laki dipisah, misalnya dua baris dikanan perempuan dan dua baris dikiri laki-laki atau sebaliknya. Lalu setiap naik kelas dan memasuki kelas baru dan guru yang masuk juga guru baru yang belum mengenal saya dan murid lainnya. diawal guru tersebut mengambil absen sebagai perkenalan pertama ketika memanggil nama saya "Ulfa" pasti melihatnya langsung kekelompok tempat duduk perempuan. inilah menjadi beban mental bagi diri saya setiap saya naik kelas, memasuki kelas baru, dan bertemu guru baru.
          Setelah semakin biasa dengan kejadian tersebut sampai-sampai ketika saya memasuki kelas baru lagi dan dimasuki guru baru lagi. sebelum guru baru tersebut mengambil absen saya bilang keteman saya "saya yakin pas guru ini memanggil nama saya pasti menolehnya keperempuan" hingga teman saya yang mendengar tertawa sepuas-puasnya. "oh tuhan mengapa ini harus terjadi" ucapan keluh kesah saya. dengan berbagai kejadian hasil dari nama saya ini teman-teman saya sering menjadikan nama saya sebagai ledekan. pada semua orang mengenal saya, saya tekankan bahwa saya adalah seorang lelaki tulen, resmi dan sejati. saya bukanlah lelaki setengah jadi, banci ataupun bencong. sebenarnya kalau dilihat secara keseluruhan nama saya bukan tulen perempuan saja. Ulfa yuherman, Yuherman ini sebenarnya sudah melambangkan lelaki, tapi karna yang didepannya Ulfa, tentu pemikiran orang ketika meilhat ataupun mendengar nama saya adalah saya seorang perempuan.
        Semakin terbiasanya saya dengan berbagai hal keadian dari nama saya tersebut. membuat saya semakin tenang dan dewasa menanggapi ledekan dari orang ataupun guru yang mencoba meledek nama saya. kejadian terulang ketika saya kuliah, dosen yang mengambil absen di awal perkuliahan sekaligus sebagai perkenalannya dengan para mahasiswa. sewaktu ketika giliran nama yang dipanggil adalah nama saya
"Ulfa Yuherman.
"ya pak (sambil menunjuk tangan)
"bukannya Ulfa ini nama perempuan (sambil agak sedikit tertawa)
lalu saya menjawab saja secara santai " kan Yuhermannya laki-laki pak (dengan percaya dirinya saya)
mendengar jawaban saya tersebut dosen dan seluruh orang dilokal tersebut tertawa semua, dan dengan bingarnya saya juga ikut tertawa "ahahaha
          Seiring semakin sering saya menereima perlakuan tersebut tentang nama saya membuat saya semakin terbiasa sehingga saya menerima saja dengan lapang dada. tidak masalah nama saya bisa dikatakan namanya khalayak perempuan. tapi saya yakin akan ada rahasia tak terduga dibalik nama saya. Yang terpenting saya berpikir positive saja, dengan berpikir positive akan mengasilkan yang positive juga bagi kita kedepannya. sekian dulu, selanjutnya akan saya kupas bagian kedua tentang cerita nama saya ini, masih banyak lagi ini baru sebagiannya. terima kasih.

"hidup yang kujalani hari ini adalah proses belajar untuk menjalani hari esok dan seterusnya"